Akuisisi EVA Dimensions oleh ISS menandai perhatian investor akan pentingnya akuntabilitas hasil investasi.
Dorongan dari luar organisasi perusahaan, bahwa penyedia dana yang dikelola manajemen sadar akan kurangnya akuntabilitas dapat mengubah peta daya saing.
Pasar Menuntut Akuntabilitas Yang Lama Terelakkan
Pasar yang terwakili oleh pemodal institusi, sekitar 80% kapitalisasi pasar dikuasai investor institusi. Kapasitas big data memungkinkan kalkulasi pembandingan berdasarkan laba ekonomis yang sebelumnya tidak efisien. Bila pemodal yang menentukan apakah usaha Anda akan mendapat tambahan dana untuk pengembangan usaha yang menentukan daya saing, apakah Anda masih berkilah dengan dalih saat ini perusahaan Anda baru berinvestasi dan belum mampu menghasilkan imbal hasil yang memadai untuk risiko bisnis?
Dorongan dari Dalam Diri
Membentuk wadah tempat kita bekerja menjadi pencipta nilai dalam ekonomi adalah suatu yang prinsip. Bagaimana tidak?
Anda bekerja di organisasi yang akuntabilitasnya tanggung, meski skor tata kelola (governance) nya tinggi. Akuntabilitas tanggung terjadi karena tidak pernah dipastikan apakah perusahaan tempat Anda bekerja menumbuhkan nilai sebaik peers. Peers adalah perusahaan yang risiko bisnisnya terukur serupa perusahaan Anda. Pengukuran dengan menggunakan metoda statistik dan berdasarkan model aset investasi yang umum digunakan. Cara yang obyektif ini sekaligus dapat digunakan untuk menentukan target jangka panjang atau menengah (5 atau 3 tahun): peningkatan kinerja berupa laba ekonomis yang akan dicapai. Kenapa laba ekonomis? Karena ukuran ini memasukkan variabel imbal hasil modal yang diminta pemodal sesuai risiko. Imbal hasil modal ini merupakan penentu layaknya investasi
Mengapa Penganjur Prosedur Good Governance Tidak Menyukai Pengukuran Kinerja Laba Ekonomi?
Di atas adalah pertanyaan menahun dari hati idealis saya. Bila tujuan sama, kan sistem yang komplementer lebih baik? Secara positif bisa jadi untuk memotivasi calon klien menganut tata kelola yang baik (good governance) lebih mudah bila tanpa disertai pengukuran kinerja dan sistem insentif berdasar laba ekonomis. Ukuran yang lengkap dengan tolok ukur pertumbuhan nilai yang dituntut pasar lebih susah dimanipulasi dan karenanya lebih menakutkan pengelola perusahaan yang memutuskan untuk menyewa jasa konsultan tata kelola. Susah kan kalau klien tak kunjung ada?
Kedua, ada pandangan bahwa mencipta nilai bagi pemegang saham itu sama dengan mengejar laba jangka pendek dengan mengorbankan etika terhadap karyawan, masyarakat dan lingkungan. Pandangan ini tidak benar, karena mencipta nilai menyangkut perhatian pada arus kas di masa mendatang secara sinambung. Manajemen harus mengambil keputusan dengan tujuan mengembangkan arus kas di masa mendatang dan membuat daya saing berlanjut. Hal ini hanya mungkin bila hubungan dengan karyawan, pelanggan, masyarakat dan alam baik.
Tulisan singkat ini semoga jadi penggugah: maukah Anda menjadikan organisasi Anda pencipta nilai yang bersaing secara berkelanjutan? Bila jawabnya “ya” Anda tahu ukuran apa yang perlu dijadikan target.